Kamis, 11 Desember 2008

Antena Wajanbolic E-goen



Antena Wajanbolic E-goen dan Bazoka untuk Memperkuat Sinyal 3G .Belum lama ini saya bereksperimen mengakses internet dengan koneksi 3G menggunakan jasa layanan operator XL.
Teknologi 3G menjadi menarik karena menjanjikan kecepatan tinggi sampai 3-4 Mbps jika memperoleh Sinyal HSDPA dari operator 3G. Kalau tidak memperoleh koneksi 3G, kita bisa memperoleh kecepatan UMTS, yaitu sekitar 384 Kbps downstream dan sekitar 64 Kbps upstream, yang kira-kira setara dengan akses Internet menggunakan teknologi ADSL Speedy.
Kecepatan 3-4 Mbps hanya bisa diperoleh kalau berada pada jarak dekat dengan base station, biasanya kurang dari 1 kilometer. Jika terlalu jauh dari base station, sampai 3-4 km dari base station ditambah banyak pelanggan 3G lain yang mengakses base station secara bersamaan, maka kecepatan yang akan di peroleh pelanggan biasanya akan turun sampai 300-400 Kbps atau kurang. Karakteristik jaringan 3G hampir mirip dengan CDMA, yaitu cell breathing. Ar-tinya, kalau pengguna 3G di pusat sel tinggi, wilayah cakupan sel 3G akan menyempit.
yang paling menyusahkan dengan 3G sama dengan teknologi wireless lainnya adalah sinyal yang tidak kuat karena base station-nya masih jarang atau terlalu jauh dari lokasi. Kita akan banyak tertolong jika pancaran sinyal cukup kuat untuk mencapai base station.
yang ditawarkan di sisi pelanggan biasanya menggunakan repeater 3G. Repeater ini biasanya digunakan di gedung-gedung perkantoran atau di mal-mal, dan sangat efektif untuk menaikkan sinyal dalam ruangan. Repeater pada dasarnya sebuah relai yang akan memancar ulang dan menguatkan pancaran dari telepon genggam ke arah base station maupun sebaliknya. Kira-kira mirip dengan relai televisi, hanya saja sifat repeater 3G dua arah.
Bagi kita yang berada di rumah, penggunaan repeater 3G menjadi solusi yang lumayan mahal karena harganya memangtidak murah. Untuk itu, saya mencoba menggunakan USB modem 3G untuk membuat sendiri Antena wajanbolic e-goen yang awalnya dirancang untuk WiFi hotspot di frekuensi 2,4 GHz menjadi antena 3G dan juga Antena bazoka.
Detail berbagai Antena wajanbolic e-goen untuk frekuensi 2.4GHz dapat dilihat pada alamat http://pg.photos.yahoo. com/ph/gunpwk/my_photos. Modal pembuatan Antena wajanbolic/bazoka tidak besar, tidak sampai Rp 100.000.
Dalam percobaan ini saya menggunakan USB modem 3G buatan Option tipe GlobeSurfer ICON 7.2. Akses 3G dalam eksperimen ini menggunakan jaringan Xh yang kebetulan mempunyai base station HSDPA pada jarak 2-3 km dari lokasi rumah saya di sekitar Kemayoran, Jakarta Utara.
Hasilnya mengagumkan, dan benar-benar ada kenaikan sinyal yang tinggi menggunakan antena wajanbolic e-goen maupun antena bazoka. Sinyal 3G tanpa antena menggunakan wajan hanya 19, setelah diberi wajan atau antena bazoka, sinyal naik menjadi 25 atau lebih jika tidak ada penghalang gedung atau pohon. Kenaikan sinyal 6 itu kira-kira sama dengan kenaikan sinyal yang diperoleh dengan menggunakan repeater 3G.
Rata-rata kecepatan yang diperoleh menggunakan antena wajanbolic e-goen dan bazoka hampir lama, 800 hingga 900 Kbps, dengan kecepatan puncak yang terdeteksi sekitar 1.100 Kbps dengan memaksa modem USB yang digunakan untuk tersambung ke base station HSDPA.
Perlu diingat bahwa jarak antara rumah saya dan base station adalah 2-3 km dari base station XL di Kemayoran. Kecepatan yang diperoleh di dalam rumah tanpa menggunakan repeater biasanya lebih rendah dari itu, sekitar 400 Kbps. Arah antena sangat memengaruhi kecepatan, kesalahan arah akan menyebabkan menurunnya kecepatan.
Rancangan Antena wajanbolic e-goen dan bazoka sangat sederhana. Proses penghitungan dapat menggunakan spreadsheet yang tersedia di sites Diklat Orari http://yblzdx arc.itb.ac.id/orari-diklat/.
Penghitungan antena didasarkan pada frekuensi uplink dan downlink yang digunakan. Dalam penghitungan antena, saya menggunakan frekuensi uplink 1,95 GHz dan downlink 2,14 GHz. Antena di-tune untuk bekerja pada frekuensi transmit 1,95 GHz.
Antena bazoka pada dasarnya hanya pipa pralon 4 (diameter 11 cm), panjang hares lebih dari 23 cm, dan dop pralon 4 di salah satu sisinya. Saya menggunakan pipa pralon 40 cm. Seluruh badan pipa pralon maupun dalam dop pralon ditutup plakban aluminium. Perangkat USB modem GlobeSurfer ICON 7.2 diletakkan dengan posisi berdiri dalam pipa pralon pada jarak 6,8 cm dari dop pralon.
Antena wajanbolic agak berbeda sedikit dengan bazoka. Material yang dibutuhkan lama dengan wajanbolic, hanya ditambah wajan saja Pipa pralon 4 di tutup plakban aluminium sepanjang 25 cm, di ujungnya diberi dop pralon yang diberi plakban aluminium di dalamnya. Perangkat modem USB GlobeSurfer ICON 7.2 diletakkan dalam posisi berdiri dalam pipa pralon pada jarak 6,8 cm dari dop pralon.
Ada bagian pralon yang sengaja dibuka tidak ditutup plakban aluminium sepanjang fokus wajan. Fokus wajan dapat dihitung menggunakan rumus Dw*Dw/16*dw, di mana Dw adalah diameter wajan dan dw adalah kedalaman wajan. Bagi pemula lebih disarankan membuat antena bazoka karena jauh lebih sederhana

Persoalan dalam proses pembuatan antena ini adalah mencari kabel USB panjang. Kebanyakan kabel USB panjang akan menurunkan tegangan ke USB modem sehingga USB modem tidak terdeteksi. Sangat disarankan untuk menggunakan teknik USB Extender yang disambung menggunakan kabel UTP, seperti dijelaskan pada teknik wajanbolic pada sites http://pg.photos.yahoo.com/ph/gunpwk/my_photos.c.

Mudah-mudahan tulisan singkat ini dapat memberikan solusi murah bagi rekan-rekan yang kesulitan sinyal 3G dirumah. Mudah-mudahan bisa mendorong industri dalam negeri.

Tidak ada komentar:

Music Live